18 Desember 2012

Becak Tenaga Surya


Becak merupakan kedaraan tradisional yang telah ada jauh jauh sebelum sarana transportasi modern seperti  angkot dan taxi. Keberadaan becak pernah dituding sebagai biangnya kesemerawutan kota besar. Becak sering kali mangkal pada tempat tempat yang terlarang seperti persimpangan jalan. Dan yang paling menonjol adalah dilihat dari segi kemanusiaannya. Seorang tukang becak dipaksa harus memeras keringat, mengeluarkan seluruh otot dan tenaga yang dimilikinya untuk mengantarkan penumpangnya. Nah ini alasan mengapa pada era 80an becak sempat akan dihapuskan. Manusia dipaksa mengeluarkan otot dan seluruh tenaga untuk menarik penumpang sehingga merendahkan derajat manusia, diibaratkan manusia bagaikan “kuda”.
Namun dilarang atau tidak dilarang becak tetap akan diperlukan warga. Becak akan setia mengantarkan penumpangnya sampai depan pintu rumah.. Becak dapat masuk ke gang gang sempit mengantarkan penumpang dan bawaanya. Hal ini tidak didapatkan jika kita menggunakan sarana transpotasi angkot dan taxi. Jika sedang membawa barang dalam jumlah banyak dan berat selepas turun dari angkot, taxi atau bis bahkan kereta api pastilah yang diperlukan adalah becak. Maka jika becak sampai dihapus yang repot tentu masyarakat yang berada dikawasan gang gang kecil, atau yang berada dikawasan yang tak terjangkau angkutan kota.
Ada yang menggembirakan  yaitu, baru baru ini diawal bulan Desember ini Siswa siswa SMK PGRI 2 Ponorogo telah mampu membuat becak dengan tenaga Surya ( tenaga matahari ), becak ini mampu bergerak dengan mengandalkan sinar matahari,  bahkan Menristek dan Presiden RI  Susilo Banbang Yudhoyono sempat mencoba mengendarai becak tersebut.
Becak Surya yang diberi nama Cakra Hybrid yang berarti becak rakyat  memakai panel surya yang berada pada atapnya, panel surya ini berguna menangkap sinar matahari dan dirubah menjadi tenaga listrik untuk selanjutnya disimpan dalam baterai sebagai cadangan energy untuk menjalankan becak tersebut.
Becak ini mampu melakukan penjelajahan sejauh 100 Km atau sekitar 4 jam dengan kecepatan 40 Km/jam. Jika melihat angka diatas ini adalah suatu kemampuan yang sudah lebih dari cukup, mengingat penjelajahan becak biasanya tidak terlalu jauh hanya beberapa kilometer saja, sehingga setelah selesai mengantarkan penumpang, becak akan terparkir menunggu penumpang berikutnya sambil “mencharging” baterai dari matahari yang bersinar dengan menggunakan panel suryanya. Memang becak Surya ini tidak sepenuhnya menggunakan matahari sebagai pemasok energinya namun masih dapat diisi ulang menggunakan listrik PLN jika kehabisan tenaga pada waktu opersional malam atau dengan tenaga “nasi” dengan dikayuh seperti biasa jika kehabisan tenaga dalam perjalanan. Diharapkan dengan adanya becak surya ini mampu menjawab persoalan kemanusiaan yang mengangap penarik becak bagaikan “kuda” sebab penarik becak tidak lagi menggunakan otot dan tenaga dalam mengantarkan penumpangnya, penarik becak akan lebih terhormat. Becak adalah angkutan tradisional yang tidak mungkin dihapus karena warga masyarakat masih memerlukannya meskipun sarana angkutan modern telah merajai jalanan namun ada segi segi yang tak dapat dipenuhi oleh angkutan modern namun becaklah yang dapat memenuhinya.
Semoga harga panel surya dan baterainya semakin bertambah murah dengan adanya produksi panel surya dalam negeri, sehingga dapat memenuhi kebutuhan transportasi tradisional yang modern ini.

Tidak ada komentar: