Becak
merupakan kedaraan tradisional yang telah ada jauh jauh sebelum sarana
transportasi modern seperti angkot dan
taxi. Keberadaan becak pernah dituding sebagai biangnya kesemerawutan kota
besar. Becak sering kali mangkal pada tempat tempat yang terlarang seperti
persimpangan jalan. Dan yang paling menonjol adalah dilihat dari segi kemanusiaannya.
Seorang tukang becak dipaksa harus memeras keringat, mengeluarkan seluruh otot dan tenaga yang dimilikinya untuk mengantarkan penumpangnya. Nah ini alasan mengapa
pada era 80an becak sempat akan dihapuskan. Manusia dipaksa mengeluarkan otot
dan seluruh tenaga untuk menarik penumpang sehingga merendahkan derajat manusia, diibaratkan manusia bagaikan “kuda”.
Namun
dilarang atau tidak dilarang becak tetap akan diperlukan warga. Becak akan
setia mengantarkan penumpangnya sampai depan pintu rumah.. Becak dapat masuk ke
gang gang sempit mengantarkan penumpang dan bawaanya. Hal ini tidak didapatkan
jika kita menggunakan sarana transpotasi angkot dan taxi. Jika sedang membawa
barang dalam jumlah banyak dan berat selepas turun dari angkot, taxi atau bis
bahkan kereta api pastilah yang diperlukan adalah becak. Maka jika becak sampai
dihapus yang repot tentu masyarakat yang berada dikawasan gang gang kecil, atau
yang berada dikawasan yang tak terjangkau angkutan kota.
Ada yang
menggembirakan yaitu, baru baru ini diawal bulan Desember ini Siswa siswa SMK PGRI 2 Ponorogo telah mampu membuat becak dengan tenaga Surya (
tenaga matahari ), becak ini mampu bergerak dengan mengandalkan sinar matahari,
bahkan Menristek dan Presiden RI Susilo Banbang Yudhoyono sempat mencoba
mengendarai becak tersebut.
Becak Surya yang
diberi nama Cakra Hybrid yang berarti becak rakyat memakai panel surya yang berada pada atapnya,
panel surya ini berguna menangkap sinar matahari dan dirubah menjadi tenaga
listrik untuk selanjutnya disimpan dalam baterai sebagai cadangan energy untuk
menjalankan becak tersebut.
Becak ini
mampu melakukan penjelajahan sejauh 100 Km atau sekitar 4 jam dengan kecepatan
40 Km/jam. Jika melihat angka diatas ini adalah suatu kemampuan yang sudah lebih
dari cukup, mengingat penjelajahan becak biasanya tidak terlalu jauh hanya
beberapa kilometer saja, sehingga setelah selesai mengantarkan penumpang, becak
akan terparkir menunggu penumpang berikutnya sambil “mencharging” baterai dari
matahari yang bersinar dengan menggunakan panel suryanya. Memang becak Surya
ini tidak sepenuhnya menggunakan matahari sebagai pemasok energinya namun masih
dapat diisi ulang menggunakan listrik PLN jika kehabisan tenaga pada waktu
opersional malam atau dengan tenaga “nasi” dengan dikayuh seperti biasa jika
kehabisan tenaga dalam perjalanan. Diharapkan dengan adanya becak surya
ini mampu menjawab persoalan kemanusiaan yang mengangap penarik becak bagaikan
“kuda” sebab penarik becak tidak lagi menggunakan otot dan tenaga dalam
mengantarkan penumpangnya, penarik becak akan lebih terhormat. Becak adalah
angkutan tradisional yang tidak mungkin dihapus karena warga masyarakat masih
memerlukannya meskipun sarana angkutan modern telah merajai jalanan namun ada
segi segi yang tak dapat dipenuhi oleh angkutan modern namun becaklah yang
dapat memenuhinya.
Semoga harga
panel surya dan baterainya semakin bertambah murah dengan adanya produksi panel
surya dalam negeri, sehingga dapat memenuhi kebutuhan transportasi tradisional
yang modern ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar