Proses Pengeboran lubang Biopori |
Bagi warga Kota Bandung dipenghujung tahun 2013 ini sering
mendengar istilah BIOPORI. Karena bagi warga Kota Bandung pada bulan Desember
ini tengah dilakukan GERAKAN SEJUTA BIOPORI yang dimotori oleh Walikota Bandung
Ridwan Kamil atau yang lebih akrab dipanggil Kang Emil. Aksi ini diadakan dalam
rangka upaya untuk mengurangi banjir yang biasa terjadi saat musim hujan tiba
di kota Bandung dan sekitarnya. Biopori merupakan salah satu cara paling mudah
dari beberapa cara untuk mengurangi banjir yang sering terjadi.
Biopori sebenarnya bukanlah hal yang baru melainkan telah
lama ada yang pada awalnya telah dilakukan uji coba dikawasan DKI, namun pada
perjalannya kurang mendapat respon dari masyarakat dengan berbagai macam alasan.
Baru pada bulan Desembar diadakan suatu gerakan yang mengharuskan adanya lubang
lubang biopori dan responnya sangat baik diterima oleh masyarakat.
Disaat musim hujan tiba pemandangan yang biasa kita lihat
terutama diwilayah kota kota besar adalah banjir. Banjir ini merupakan dampak
dari adanya pembangunan di suatu kawasan. Pembangunan yang ada, sering kali
tidak memperhatikan dampak lingkungan yang akan terjadi. Akibat yang
ditimbulkannya adalah tertutupnya permukaan tanah dengan lapisan keras seperti
beton dan aspal, sehingga jika hujan tiba air tidak akan meresap kedalam tanah
melainkan mengalir dan menggenang dipermukaan tanah. Dampak lainnya adalah pada saat musim kemarau
tiba warga sangat kesulitan mendapatkan sumber air bersih sebab sumur sumur
menjadi kerontang.
Menurut statistik pada
tahun 2000an air hujan yang terserap kedalam tanah diwilayah perkotaan berkisar
10 – 20 % saja, bandingkan dengan tahun 70an sekitar 80 % an air yang dapat
diserap tanah. Bisa dibayangkan apa yang terjadi ? Ya jika hujan turun air akan membanjiri suatu
kawasan, dan bila kemarau masyarakat kekurangan air bersih. Air yang berada
dalam tanah terus menerus disedot oleh berbagai aktifitas masyarakat sedangkan
pengisian air tanah hanya sedikit saja. Permukaan air tanah dari tahun ke tahun
terus mengalami penurunan akibat dari kurangnya pasokan dari atas.
Salah satu upaya untuk mengurangi dampak banjir dan
kekurangan air saat musim kemarau adalah dengan cara membuat sumur sumur
resapan dan lubang lubang resapan air atau istilah yang umum digunakan adalah
lubang BIOPORI. Untuk membuat sumur resapan tentu harus mempunyai lahan yang
agak besar serta biaya yang tidak sedikit. Alternatif lain yang lebih murah
serta tidak memerlukan biaya besar bahkan gratis serta dapat dikerjakan sediri adalah dengan membuat lubang
biopori.
Alat bor Biopori |
Fungsi dari lubang lubang Biopori:
Fungsi utama lubang biopori adalah untuk memasukan air terutama
air hujan yang ada dipermukaan ke dalam tanah dan akan menjadi cadangan air tanah
yang dapat digunakan saat musim kemarau tiba, sehingga kawasan akan bebas
banjir saat musim hujan tiba. Supaya lubang tersebut berfungsi sebagai lubang
biopori maka harus dimasukan sampah organik kedalam lubang tersebut. Sampah ini
akan menjadi makanan bagi mahluk dalam tanah seperti cacing dan sebagainya. Mahluk
mahluk inilah yang nantinya membuat lubang lubang kecil didalam tanah. Lubang lubang
kecil tersebut inilah yang dimaksud dengan lubang BIOPORI.
Manfaat Biopori
Membuat lubang lubang biopor mempunyai manfaat utama
mengurangi banjir, menabung air, mengolah sampar organic menjadi kompos, tanah
menjadi subur
Bagai mana membuat lubang biopori
Biopori bisa dibuat dengan cara membor tanah dengan alat bor
tanah sederhana. Atau bisa juga dengan alat yang lebih sederhana lagi yaitu
dengan menggunakan bambu yang ujung bawahnya di belah, dengan cara dicocok.
Diameter lubang sekitar 10 cm dan kedalaman lubang sekitar 100 cm (1 M ). Lubang
dapat dibuat pada suatu area yang biasa dilalui air saat hujan minimal 2
lubang, sedangkan pada area yang biasa mempunyai genagan air cukup banyak saat
hujan bisa dibuatkan lubang lebih banyak dengan jarak lubang antar lubang 1 M.
Tempat manakah yang dapat dibuatkan lubang lubang biopori
Lubang lubang biopori dapat dibuat pada area yang biasanya
terdapat air melimpah saat hujan tiba. Lubang dapat dibuat dihalaman rumah,
belakang rumah, taman, lorong / gang, jalan, area parkir dan area terbuka
lainnya. Lubang yang telah dibuat dapat dibuatkan tutup pengaman berlubang pada
bagian atasnya yang dapat dibuka tutup untuk memasukan sampah organic serta
pemeliharaan lubang biopori.
Di wilayah perkotaan kehidupan sosial masyarakat tidak lagi
seperti kehidupan didesa yang penuh rasa kekeluargaan dan sifat gotong royong
yang tinggi. Nah dengan adanya Gerakan Sejuta Biopori ini tanpa disadari dapat
menciptakan suasana gotong royong penuh keakraban diantara warga yang beramai
ramai bekerja sama dalam melakukan pembuatan lubang biopori.
Diharapkan gerakan ini dapat berlanjut terus tanpa bantuan
pemerintah lagi mengingat proses pembuatannya yang sangat murah bahkan gratis, manfaatnya
yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Harapannya kedepan adalah semua
air hujan yang berasal dari atap rumah, atap gedung, atap mall, area parker, taman taman serta tempat tempat
lainnya tidak lagi mengalirkan air hujannya ke selokan atau ke jalan melainkan
menyalurkannya ke lubang lubang biopori. Biarkan drainase berfungsi sebagaimana
mestinya yaitu hanya sebagai penyalur air hujan dari jalan saja, tidak ditambah
air dari tempat lainnya.
Nah di Kota Bandung telah dimulai aksi ini, bagi teman teman
dimanapun berada terutama dikota kota besar silahkan mulai sekarang anda meniru
aksi yang dilakukan teman teman dari Bandung untuk dapat membuat lubang lubang
biopori tanpa harus menunggu peliut start dari pemerintah daerah masing masing.
Semoga daerah andapun terbebas dari banjir.