30 Juni 2013

Subsidi BBM Lebih Baik Untuk Pertanian


Sudah menjadi kebiasaan pemerintah di negeri ini setiap menaikan harga BBM bersubsidi selalu dibarengi dengan pemberian konpensasi kepada rakyat miskin. Kompensasi yang diberikan berupa pemberian beras miskin dan pemberian santunan sebesar Rp 150.000 setiap bulan, melalui program BLSM Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Kalau dulu adalah BLT Bantuan Langsung Tunai.
Subsidi yang diberikan pemerintah terhadap BBM memang sangatlah tidak tepat. Karena yang menikmati justru orang orang kaya. Orang orang kaya dengan mobil mewah masih meminta jatah subsidi dengan mengisi BBM jenis Premium. Bayangkan jika satu keluarga mempunyai beberapa buah mobil, karena setiap anggota keluarganya masing masing mempunyai satu mobil, berapa rupiah yang harus diberikan kepada mereka dalam setiap bulannya kepada keluarga tersebut, sebab mereka belanja BBM mungkin saja setia hari. Padahal sebenarnya mereka adalah orang orang yang sudah lebih dari cukup.  Jika besaran subsidi yang diberikan pemerintah antara Rp 2000 hingga Rp 3000 perliter, maka dapat Anda hitung sendiri jatah yang telah diraih satu keluarga tersebut dalam setiap kali membeli BBM dikalikan jumlah mobil yang mereka miliki dikalikan sebulan. Mereka mendapatkannya tanpa harus repot repot antri berdesak desakan dan panas panasan, mereka menikmati jatah ini selamanya selama memiliki mobil.
Bandingkan dengan kaum miskin yang hanya mendapatkan Rp 150000 sebulan dan hanya diberikan selama 6 bulan saja. Itupun mereka ambil dengan perjuangan yang berat. Mereka telah meluangkan waktu yang panjang, antri berdesak desakan serta panas dibawah teriknya matahari, tidak seperti orang orang kaya di negeri ini. Sungguh suatu pemandangan yang menyakitkan.
Selain permasalahan subsidi yang salah sasaran, pemberian BLSMpun ternyata banyak yang tidak tepat sasaran. Banyak orang orang yang benar benar miskin ternyata tidak mendapatkan jatah, sementara ditemukan dilapangan banyak orang orang dari keluarga cukup ikut mengantri dikantor pos, sebab mereka telah mendapatkan kartu Kartu Perlindungan Sosial KPS yang mereka terima dari pos dan giro. Pemandangan lainnya adalah timbulnya konflik horizontal. Ketua RT, ketua RW, kepala Desa dan kepala Kelurahan dimaki  maki warganya yang tidak mendapatkan jatah BLSM, padahal para ketua tersebut tidak tahu menahu masalah BLSM tersebut.

Lebih baik pemanfaatan subsidi untuk pertanian.
Harga BBM telah dinaikan berarti pemerintah telah memotong anggaran subsidi BBM tersebut. Pengalihan subsidi BBM dapat digunakan untuk melakukan pembangunan, perbaikan sarana dan pra sarana, mendukung sektor pendidikan, kesehatan, pertanian dan lain lain.
Pemanfaatan pengalihan subsidi BBM untuk pendidikan dan kesehatan telah kita dengar meskipun belum sesuai dengan apa yang diharapankan. Sementara pada sektor pertanian entah telah tersentuh atau tidak oleh pengalihan subsidi ini.
Ditahun tahun terakhir ini kita sering dikeluhkan pada harga harga kebutuhan pokok yang tiba tiba saja melambung tinggi serta tidak dapat dikejar lagi, masyarakat dibuat kalang kabut dengan situasi demikian, kondisi semacam ini sudah dapat dipastikan karena barang langka dipasaran. Mengapa demikian ? . Hukum pasar berlaku jika barang banyak maka harga akan stabil, sebaliknya jika suplai barang kepasar berkurang maka harga akan naik.  Kelangkaan barang dipasar dapat disebabkan berbagai faktor, namun yang sering terjadi adalah kurangnya pasokan dari daerah sentra pertanian. Pasokan berkurang bisa karena gangguan tranportasi, kekeringan, bencana banjir ataupun serangan hama yang menyerang tanaman pertanian serta berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi menuju industrialisasi. Kaum petani sudah banyak yang tidak bersemangat lagi mengolah lahan pertaniannya dan akhirnya menjualnya, sehingga beralihlah fungsi lahan tersebut menjadi bangunan pabrik. Semangat ini luntur sebab para petani tidak mendapat banyak keuntungan dari bercocok tanam, mereka kesulitan membeli bibit tanaman karena mahal, sulit dan mahalnya pupuk meskipun saat ini pupuk telah disubsidi pemerintah namun kenyataannya pupuk sulit didapat dipasaran karena adanya praktek penyelundupan. Belum lagi harga obat obatan pengendali hama yang tidak murah lagi. Irigasi yang burukpun turut berperan dalam memperburuk keadaan.  Hal ini menimbulkan rasa frustasi yang selanjutnya lahan pertanianpun beralih fungsi karena dijual. Jika sudah demikian kelangkaan bahan makanan sudah dapat dipastikan terjadi. Dimana terdapat gangguan pada produksi pertanian maka barang menjadi mahal.
Mungkin alangkah lebih baiknya jika pengalihan subsidi BBM ditujukan kepada para petani dari pada kepada orang orang kaya. Para petanipun adalah sama warga Negara dan berhak mendapatkan jatah subsidi dari pemerintah. Bisa saja petani diberikan bibit gratis, pupuk dan obat obatan gratis toh tidak setiap hari akan mereka dapatkan. Selain itu dibuatkan / diperbaiki sarana dan pra sarana pendukungnya seperti irigasi dan lain lain. Kita berharap dengan memberi perhatian lebih kepada para petani, mereka akan lebih bersemangat dalam mengelola pertaniannya. Para petani adalah orang orang yang paling berjasa bagi seluruh umat manusia sebab tanpa mereka semua orang tidak akan hidup. Jadi sudah selayaknya mereka dapatkan. Dengan memberikan perhatian lebih di sektor pertanian ini kita berharap dapat merangsang pemuda pemuda desa dapat terjun kepertanian dan tidak lagi ramai ramai urban ke kota untuk mencari pekerjaan.  
Pengalihan subsidi BBM pada sektor pertanian dirasakan lebih bermanfaat bagi seluruh warga Negara dari pada diberikan dalam bentuk BLSM yang dalam pemberiannya banyak menimbulkan masalah baru. Semoga pemerintah dapat mewujudkannya sehingga kita tidak lagi terdengar adanya harga kebutuhan bahan pokok yang tidak stabil dengan harga  selangit.


11 Juni 2013

Chatting Jaman Dahulu dengan Pemancar AM 80M - 100M


  Tulisan ini saya buat dalam rangka mengenang kembali masa lalu dalam menggeluti hobi utak atik elektronika dan hobi brik brikan sekitar seperempat abad yang lalu. Tulisan inipun saya tujukan bagi rekan rekan alumni AM 100 M (AM seratus meter) sebagai bagian dari pelaku sejarah pada komunitas breaker 100 M, supaya dapat mengenang kembali masa lalu sambil senyum senyum. Selain itu tulisan ini juga ditujukan untuk anda yang tidak mengalaminya sehingga dari tulisan ini dapat mengetahui kehidupan di dunia “chating” jaman dahulu. Ya jaman dahulu tidak ada HP, tidak ada modem yang ada radio transceiver (transmitter receiver) sebagai alat komunikasi.
Entah kapan dimulainya, Dahulu sekitar era 70an hingga 80an terbentuk suatu komunitas “jejaring sosial”, media pertemanan yang berbasiskan teknologi radio pemancar AM 100 meter. Namanya komunitas Breaker 100 Meter. Rekan rekan breaker biasa menyebut Breaker Cepe Meter. Karena mereka melakukan aktifitas jaringan sosial pertemanan melalui frekuensi radio 3 MHz atau pada gelombang radio 100 meter band, mode AM. Komunitas tersebut merupakan salah satu dari beberapa komunitas berbasis radio lainnya seperti perkumpulan 2 M, perkumpulan 11 M, 80 M atau yang lainnya.
Perkumpulan 11 M bekerja pada frekuensi radio 27 MHz dibawah naungan RAPI Radio Antar Penduduk Indonesia, dengan pesawat tranceiver yang biasa di sebut CB (Citizen Band). Sedangkan 2 M dan 80 M berada dalam pengawasan Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia ORARI. 2 M bekerja pada frekuensi 144 MHz sedangkan 80 M bekerja pada frekuensi 3,5 MHz. Call signnya dari para anggota ORARI seperti YD 1 ABC, YC 3 XYZ dan lain lain. Dimana kode YD, YC, YB merupakan tingkat kecakapan seorang radio amatir di ORARI. Kode YD merupakan kode tingkat kecakapan terendah seorang radio amatir sedangkan YB adalah yang tertinggi. Kode angka yang berada dibelakang kode YA, YC atau YB seperti 0, 1, 2 dan seterusnya, merupakan kode wilayah radio amatir di Indonesia. Jadi dengan melihat kode angka yang ada pada call sign seseorang, dapat diketahui dari mana seorang amatir radio tersebut berasal.

Nah bagaimana dengan komunitas breaker 100 Meter.
Memang secara umum masyarakat kurang begitu mengenal komunikasi band 100 Meter ini, yang mereka tahu hanyalah CB. Padahal CB dengan pesawat 100 M berbeda, meskipun sama sama sebagai alat untuk “ngebrik”.  Breaker 100 M bekerja pada frekuensi 3 MHz bersebelahan dengan kanal 80 Meter sebagai kanal resmi radio amatir yang telah di tetapkan secara internasional. Sedangkan CB bekerja pada jalur 11 M.
Breaker AM 100 M atau biasa para anggota komunitas menyebutnya dengan breaker Cepe Meter boleh dikatakan sebagai amatir bodong, sebab frekuensi 3 MHz yang mereka gunakan sebenarnya tidak  dialokasikan untuk kegiatan radio amatir, tetapi oleh mereka kerap digunakan sebagai band amatir. Breaker cepe meter tidak mengantongi ijin apapun dan dari pihak manapun, mungkin satu satunya ijin yang mereka miliki adalah ijin dari tetangga untuk menitipkan tiang bambu sebagai penyangga antene mereka. Breaker cepe meter mempunyai antene yang panjangnya mencapai sekitar 40 sampai 47 meter. Jadi kawat sepanjang itu harus dibentangkan dari rumah sendiri sampai rumah tetangga. Sehingga breaker cepe meter, sulit untuk menyembunyikan antenenya, jika  pada suatu saat terdapat razia / sweeping. Biasanya sweeping dilakukan pada saat saat tertentu seperti pemilu, sidang umum MPR dan lain lian.  Pada masa masa seperti itu biasanya kegiatan peradioan harus turun.
Di Bandung kegiatan ini terbagi dalam lokal lokal: Lokal Utara Bandung, Timur Bandung, Selatan Bandung dan Barat Bandung. Di Lokal Barat Bandung ada tokoh Kang Uce dengan panggilan (QRA) Romeo 79 sebagai komandan di lokal tersebut.
Komunitas breaker AM 100 meter ini terdiri dari berbagai kalangan dan profesi, mulai anak SMP hingga orang tua, mulai pengangguran hingga PNS.  Bahkan gadis dan ibu rumah tanggapun hadir diantara mereka.
Pada umumnya para breaker tidak mengetahui nama asli mereka, yang mereka kenal adalah QRA atau nama panggilan di udara ,sebagai nama "artis" mereka  pada komunitas tersebut, seperti: Undur Undur, Ondel Ondel Zig Zag, Entog Mulang atau yang di ambil dari sandi alfabet seperti Alfa Golf, Bravo Indian Jibreg dan sebagainya. Terkesan nama nama tersebut mereka buat sekehendak hati, namun lucu juga jadinya. Sehingga bila memanggil seseorang didarat menjadi si Entog, si Macan, si Enday  dan sebagainya. Kehidupan dalam komunitas ini tidak memandang status, ras, agama atau golongan serta suku. Keanggotaan di komunitas ini tidak dilakukan secara formal seperti mendaftarkan diri pada sang ketua lokal, melainkan asal seseorang mempunyai pemancar (TX) atau seseorang yang sering operating di jalur 100 M meski tak memiliki TX sendiri, secara otomatis mereka tergabung pada komunitas ini.
Untuk dapat ber QSO (ngobrol di udara) breaker harus menyamakan frekuensi pemancarnya terlebih dahulu dengan rekan rekan yang telah on air duluan. Proses menyamakan frekwensi pemancar hingga sama frekuensinya (Zero Beat) dengan lawan bicara mempunyai teknik sendiri dan hanya mengandalkan filling saja dengan cara memutar varco tuning pada pemancar. Berbeda dengan pesawat 2M dan 11M asal sudah terdengar orang ber QSO maka tinggal “Brik”.

Pemancar rakitan sendiri.
Berbeda dengan breaker 2 M dan 11 M yang memakai transceiver (transmitter receiver) standar buatan pabrik, para breaker cepe meter seluruhnya menggunakan  pemancar AM 100 M hasil rakitan sendiri atau dirakitkan oleh seorang breaker yang biasa merakit pesawat. Sementara untuk mendengarkan lawan bicara harus memakai penerima atau receiver (RX) pesawat radio gelombang SW1 yang umumnya telah dimiliki sebelumnya sebagai radio hiburan di band MW. Pemancar yang dirakit ada yang menggunakan transistor (biasa disebut tanjidor), atau memakai tabung. Pemancar tabung teknologi kuno ini umumnya memiliki daya pancar yang lebih besar dibanding pemancar transistor. 
Bermain di cepe meter mempunyai seni tersendiri, banyak para perakit seolah berlomba untuk membuat pesawatnya paling keren baik signal maupun modulasi. Jika sinyal masih tertimpa sama breaker lain, maka saat itu juga pesawat dijungkir balikan untuk diutak atik lagi supaya hasilnya paling besar. Trik ini jarang ditemui pada jalur 2M dan 11M yang pesawatnya telah dicetak oleh pabrik dengan rangkaian lebih rumit, sehingga agak sulit untuk di utak atik (meskipun ada 1 atau 2 orang yang bereksperimen pada band tersebut) . Memang di cepe meter penuh dengan dunia eksperimen. Bagi mereka yang sering berburu YL (wanita) kwalitas modulasi menjadi perhatian sendiri, supaya terkesan gagah berwibawa.
Ada hal yang lucu, beberapa perakit pesawat sering kali dimita merakitkan pesawat milik breaker lain. Berhari hari merakit pesawat hingga larut malam bahkan sampai pagi, namun meskipun tak diberi upah yang penting dijamin makan sama rokoknya mereka rela mengerjakannya. Bukan perbudakan lho. He.. He.. He.,
Saat itu ada nama nama beken yang biasa membuat pemancar tabung AM 100 M seperti: Kang Pandi, Kang Uin, Kang Wawan Ajum, Kang Dadan serta masih banyak lagi. Sementara yang sering merakit pemancar transistor ada Papa Romi dari gunung Lagadar, ada Mang Yono, dan lain lain. Aduh udah pada lupa tu.

Tidak pernah itung itungan.
Yang berkesan dalam kehidupan breaker adalah mereka tidak pernah menghitung untung rugi dengan sesama breaker. Dalam mencari komponen untuk keperluan pemancar, para breaker biasa berburu komponen ke pasar Cikapundung atau ke pasar loak Jatayu. Pasar loak Jatayu sangat dikenal oleh para breaker baik dari dalam kota maupun luar kota Bandung. Namun ada kalanya breaker menemui kesulitan dalam mencarinya komponen yang dibutuhkannya, maklum komponen untuk pemancar tabung agak sulit dicari karena teknologinya mulai ditinggalkan orang, untuk itu biasanya mencari pada rekan rekan breaker dan melakukan barter dengan sesama breaker, namun sering juga para breaker tak segan segan meminta komponen yang dibutuhkannya pada breaker lain, dan yang dimintapun dengan rela memberikan barang yang diminta rekannya. Siapa yang suka ngundeur. Ngaku…

Melatih kreatifitas.
Anak anak breaker memang kreatif, dalam merakit pemancar awalnya merakit sesuai dengan skema yang ada, namun selanjutnya mereka melakukan berbagai eksperimen dengan merubah data data pada skema supaya hasilnya lebih bagus. Selain itu Modulastor yang umum digunakan pada saat itu adalah model IC STK, ada STK 015, STK 025, STK 050 dan sebagainya. Ada kalanya IC tersebut rusak atau jebol. Ditangan breaker kreatif, IC yang sudah jebol  ini di bobok dan dicangkokan transistor power pada IC tersebut, hasilnya IC menjadi bernyawa kembali. Ayo siapa yang pake  modulator STK jebol. Ngacung.
Banyak para breaker yang awalnya hanya bisa ngebrik saja, namun setelah terjun ke dunia cepe meter, mereka menjadi dapat merakit pemancar serta modulator sendiri. Mereka banyak belajar pada senior seniornya. Seperti Kang Jipi (juliet punkrock), dia banyak belajar saat menjadi breaker dan hingga saat ini dia telah menjadi teknisi TV dan barang elektro lainnya lebih dari 20 tahun, padahal sebelumnya dia tidak mengerti ilmu elektronika.

Rasa kekeluargaan dan kebersamaan.
Rasa persaudaraan dan kebersamaan diantara para breaker terbentuk dengan sendirinya. Antar breaker sering roundtable saling berkunjung kerumah breaker lainnya. Disitu mereka ngobrol ngobrol, biasanya yang dibicarakan seputar pemancar TX sambil ngopi ngopi atau lainnya. Selain on air, pada komunitas ini juga sering diadakan acara acara off air, seperti acara buka puasa bersama, halal bihalal atau ulang tahun seorang breaker. Acara tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk copy darat yaitu saling tatap muka secara langsung diantara breaker, terutama mereka yang belum pernah berjumpa di darat namun sering berjumpa di udara. Acara tersebut dapat menambah rasa kekeluargaan diantara mereka. Pertemuan seJawa Baratpun pernah beberapakali diadakan.  Tepatnya saya sudah lupa.

DX
DX adalah istilah berkomunikasi (QSO) dengan rekan rekan yang berada diluar kota. Untuk bisa berQSO dengan rekan luar kota bahkan luar pulau diperlukan pesawat pemancar yang mempunyai power besar, antene yang bagus serta propagasi yang terbuka. Namun demikian banyak juga rekan rekan yang menggunakan pesawat berdaya rendah namun dapat berQSO dengan rekan luar kota. Pesawat pesawat yang mempunyai daya rendah dapat juga mencapai luar kota jika antene yang digunakan mempunyai tingkat efisiensi tinggi dan sesuai dengan frekuensi kerja pemancar. Jenis antenna yang umum digunakan untuk menjelajah luar kota adalah antene dipole, antene inverted V dan sebagainya. DX  atau komunikasi dengan luar kota biasanya dilakukan pada malam hari mulai jam 9 malam hingga pagi hari, pada siang hari tidak dapat dilakukan sebab pada siang hari gelombang radio melemah oleh kekuatan sinar matahari dan. Sebagai kenang kenangan dan bukti bahwa seseorang telah melakukan kontak dengan rekan luar kota biasanya mereka saling bertukar QSL Card yang dikirimkan melalui Pos .

Sebagai sarana menyampaikan berita.
Karena jaman dahulu HP belum ada, pesawat telepon masih jarang terutama di daerah pedesaan, Rekan rekan di 100 M terutama yang sering aktif ber DX ria melakukan kontak dengan rekan rekan luar kota, sering di minta menyampaikan berita (QTC) baik berita keluarga, berita  duka  atau berita lainnya dari masyarakat ke masyarakat di suatu daerah. Pengiriman berita  melalui rekan breaker ini dianggap lebih efktif dari pada melalui pos yang memakan waktu lama. Seseorang yang ingin menyampaikan berita dapat menghubungi breaker. Breaker akan mencari rekan yang  mempunyai lokasi berdekatan dengan alamat  berita tujuan, selanjutnya rekan yang nenerima berita akan menyampaikan pada alamat tujuan atau mencari lagi rekan yang lebih dekat dengan alamat tujuan.
Rekan rekan, di cepe meter saya on air sekitar tahun 1985 hingga 1987 menggunakan transmiter tabung 2 tingkat dengan spesifikasinya oscilator 6AQ5 dan final 6L6 tanpa trafo step up / pudding, skemanya bisa dilihat disini. Jika propagasi sedang terbuka pemancar dapat menjajal hingga Propinsi Banten dan Jawa Tengah.
Mulai awal era 90an satu persatu rekan rekan breaker mulai menggantungkan microphone-nya. Pada tahun itulah TV swasta nasional mulai mengudara hampir 24 jam sehari, namun pada saat itu signal TV masih lemah sehingga pemancar menginterfensi TV swasta. Namun demikian mungkin saja ada rekan breaker yang hingga kini masih on air.  Ya selamat berjuang ya….

Teknologi semakin maju, varco telah berganti dengan keypad ponsel atau keyboard komputer, kehidupan komunitas AM 100 M tidak mungkin terulang kembali,  biarlah sejarah mencatat bahwa kita adalah salah satu bagian dari pelaku sejarah di komunitas breaker 100 M. Semoga jalinan pertemanan rekan rekan tidak ikut tenggelam.
Demikian sekilas tentang kehidupan di dunia AM 100 M mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan atau kekeliruan dalam menyampaikannya sebab sudah sudah lebih dari 25 tahun yang lalu, jadi sudah pada lupa. Jika rekan rekan ingin mengkoreksi dan menambahkan silahkan tulis dalam komentar, semoga dapat diambil manfaatnya.
Salam 73 88 cheriooo...






7 Juni 2013

Skema Pemancar Tabung AM 80 - 100 M

Tulisan ini saya tulis dalam rangka mengenang masa lalu yang indah sekitar tahun 80an dalam menggeluti utak atik hobi elektronika. Alat alat yang pernah saya buat ada berbagai macam muali mainan seperti bell, suara burung hingga kebutuhan sehari hari seperti tape, amplifier dan sebagainya. Sayapun pernah mencoba membuat walky talky yang kitnya dapat dibeli dipasar, khususnya di pasar Cikapundung Bandung. Walky talky selesai dirakit, tak lama kemudian terdengar dari pesawat yang baru saja dirakit tersebut, orang orang sedang ngobrol silih berganti. Ya ternyata obrolan tersebut berasal dari pesawat Citizen Band (CB) yang bekerja pada frekuensi 27 MHz sama dengan frekuensi kit walky talky yang saya rakit.. Sayapun mencoba memanggil orang orang tersebut.namun tidak ada respon dari mereka, mungkin frekuensi tidak pas (zero beat) dengan CB atau walky talkynya yang tidak kuat pancarannya serta antena yang tidak match atau sesuai ukurannya. Maklum ilmu elektronika tersebut saya pelajari secara otodidak yang tidak didapat dari bangku resmi, sehingga dalam merakit hanya meraba raba saja tanpa dibarengi teori yang benar. Dan akhirnya kit walky talkypun jadi bangkai. 
Pada sekitar tahun 1982an saat saya masih sekolah, biasanya pada malam hari saat selesai membuka buku buat persiapan sekolah esok hari, sering kali saya memindahkan saluran radio ke band SW1 untuk mencari lagu lagu dari para amatir yang sengaja mem’broadcast” memutar lagu lagu, karena pada waktu itu di band MW jika lewat tengah malam tidak ada lagi stasiun radio yang siaran. 
Di band inilah saya sering mendengarkan orang terlibat pembicaraan (QSO) silih berganti. Obrolanpun sering menyangkut masalah tehnik pemancar yang mereka miliki. Hingga sayapun mempunyai keinginan seperti mereka bisa mempunyai pemancar radio untuk memutar lagu lagu, selain itu juga untuk saling mengenal sesama amatir antar daerah lokal bahkan luar kota jika memungkinkan. 
Saat masih menjadi pelajar sehabis pulang sekolah saya sering mampir main ke perpustakaan yang berada di jalan Cikapundung Timur persisnya berada di belakang Gedung Merdeka, untuk mencari buku buku yang berkaitan dengan hobi elektronika. Kalau tidak salah untuk meminjam buku dari perpustakaan tersebut gratis. Dari perpustakaan tersebut saya mendapatkan skema skema mengenai pemancar AM 80 meter band, yang saat itu banyak terdapat dalam buku terbitan Prakarya Internasional karya J Canny. ( J Canny adalah kepala sekolah saya di STM Prakarya Internasional Bandung). 
Pada waktu itu saya pernah mencoba merakit pemancar AM 80m ini menggunakan transistor 3 tingkat yang rangkaiannya saya ambil dari sebuah buku yang saya pinjam dari perpustakaan tersebut. Namun karena tidak ada yang membimbing pada saat perakitannya, maka saya tidak mengetahui bagaimana signal oscillator keluar dengan benar atau bagaimana cara mendapatkan RF yang besar, maka gagalah perakitan pemancar (TX) tersebut . 
Setelah tamat sekolah, saya bertemu kawan lama Dadan namanya yang ternyata dia telah lebih dahulu mempunyai TX yang bekerja pada gelombang 100 M ini. Lalu dia menawarkan untuk meminjamkan TX tersebut kepada saya. Tanpa pikir panjang disertai perasaan senang maka saya langsung terima tawaran tersebut. Akhirnya pemancarpun saya boyong kerumah. Pesawat pemancar milik dia kalau tidak salah memakai 6V6 dan 6L6 dengan tegangan 300V. Namun sungguh sangat kecewa karena pesawat tidak dapat digunakan di rumah saya, sebab rumah saya menggunakan daya listrik hanya 250 Watt dengan tegangan 110 Volt .Pada waktu itu setiap menjalankan TX, MCB di rumah selalu turun dan matilah listrik dirumah. Pupuslah sudah harapan untuk memiliki TX karena situasi dan kondisi yang ada tidak mendukung, padahal komponen untuk merakit TX sebagian telah saya miliki seperti tabung 6AQ5 dan 6L6 serta varco logam hasil berburu ke pasar loak Jatayu. Pasar tersebut sangat terkenal dikalangan para Breaker barudak cepe baik dari dalam kota Bandung maupun dari luar kota Bandung. 
Harapan merakit pemancar tumbuh kembali saat membaca majalah ELEKTRON yang sangat dikenal oleh para penghobi elektronika di seluruh tanah air. Dimana pada majalah tersebut, dalam salah satu halaman terdapat ulasan cara mendapatkan tegangan 30 Volt dari trafo yang hanya 15 Volt saja untuk menghidupkan Power Amplifier STK 015. Awalnya saya tidak tertarik dengan artikel tersebut karena memang tidak dibutuhkan, namun beberapa minggu kemudian saya teringat kembali akan pesawat yang akan dirakit. Dari artikel tersebut saya mencoba mengaplikasikannya untuk menaikan tegangan dari 110 Volt menjadi 220 Volt tanpa menggunakan trafo step up (pudding). Setelah saya coba praktekan rangkaian tersebut ternyata berhasil berhasil berhasil (kaya Dora aja). Dari hasil pelipat tegangan (doubler) tersebut didapatkan tegangan 300Volt DC, mungkin cukup untuk mensupply kebutuhan pemancar. Dan yang terpenting adalah listrik cukup kuat tanpa harus turun MCB untuk mengaktifkan sebuah pemancar. Setelah diyakini dapat digunakan maka dirakitlah pesawat tersebut sehabis pulang dari kerjaan sebab saat itu saya telah bekerja. Entah berapa lama, saya sudah lupa untuk membangun pesawat itu hingga beres. Perakitan hanya pada pesawat pemancar saja sebab modulator telah saya miliki saat masih sekolah dengan STK 015. 
Dan tibalah hari minggu yaitu saat untuk menguji cobakan pesawat TX tersebut. Setelah mencari dan mendapatkan rekan rekan yang berQSO, saya tune oscillator pada frekuensi yang mereka mereka gunakan hingga zero beat, lalu saya atur kekuatan pemancar dengan mengatur varco loading final. Lalu saya ucapkan “Brik…. Brik apakah bisa dimonitor gitu”, Ucapan tersebut merupakan ucapan sapaan salam dikalangan breaker jika ingin bergabung pada mereka obrolan mereka. Sesaat setelah itu mereka membalas “Go Hed Briker” ternyata mereka merespon dan mempersilahkan masuk pada saya. Waahhh alangkan senangnya hati ini saat dapat diterima diantara mereka. Sambil sedikit gemeteran saya membalas ucapan mereka “Gimana punya saya diterima disana, sementara anda punya saya terima 59 pada indicator mencapai 80, tidak ada brooming dan haming, GANTI”. Lebih senang lagi saat menerima report dari mereka yang menyatakan dapat diterima dengan baik serta clear tanpa haming dan brooming. 
Banyak istilah atau kata sandi yang biasa digunakan dalam sebuah obrolan/QSO dikalangan breaker. Istilah istilah dalam ber QSO/obrolan tersbut biasanya menggunakan kata, huruf dan angka sandi yang mungkin agak susah bagi monitor baru atau orang baru bergabung menjadi komunitas mereka. Bagi saya istilah istilah sandi tersebut sudah tidak menjadi kendala lagi, sebab jauh sebelum mempunyai pesawat pemancar ini saya sudah sering mendengarkan / monitor pembicaraan diantara teman teman breaker baik di 80 M maupun di100M melalui radio AM pada band SW 1. 
Tanpa menggunakan trafo. 
Berikut adalah skema pemancar tabung yang pernah saya buat, menggunakan 6AQ5 dan 6L6. Power supply yang saya gunakan tidak menggunakan trafo step up seperti pada umumnya teman teman lain melainkan dari aliran listrik PLN langsung masuk ke double rectifier (penyearah dua kali lipat ). Listrik yang saya gunakan dirumah sebesar 110V, setelah keluar dari double rectifier tersebut terukur 300VDC lebih, lumayanlah buat ngangkat 6AQ5 serta 6L6 tersebut. Namun harus hati hati dalam memasukan colokan ke saluran PLN jangan sampai terbalik, jika terbalik cacisnya bisa nyetrum. Nah untuk mengatasi masalah tersebut saya buat casis manggunakan bahan anti konduksi seperti Triplek, sehingga saya bebas memasukan colokan listrik tanpa takut tersengat listrik lagi. Dari pesawat tersebut dengan memakai antene long wire dengan tinggi tiang bambu 8 M dan diujungnya 2 M ( antene menukik ) jika propagasi lagi baik pernah menjajal hingga ke Jawa Tengah, Banten dan Lampung. 
Untuk memperjelas klik pada gambar.

Pemancar Tabung AM 80 - 100 M
Rangkaian Double Rectifier dari 110 V ke 300 V
Rangkaian Penyearah Langsung
Nah rekan rekan saya mohon maaf apabila tidak terdapat foto pesawat pemancarnya karena bangkainyapun telah lenyap entah kemana. Bagi rekan rekan yang mengetahui rangkaian diatas mohon dikoreksi bila terdapat kekeliruan terutama pada kaki tabung, sebab sudah terlalu lama sekitar 25 tahun lebih tidak bermain main dengan tabung RF. 
Salam 73 88. Cerioooooo.

1 Juni 2013

12 Siswa SMP Peraih Nilai UN Tertinggi 2013


Kemendikbud telah mengumumkan 12 nama siswa peraih nilai tertinggi UN tahun 2013 untuk tingkat SMP. Berikut nama nama siswa peraih nilai tertinggi:
  1. Stella Angelina – SMP Kasih Kurnia Jakarta Barat, DKI Jakarta. Nilai 9.90
  2. Petra Julian Abiqail – SMP Tarakanita 4 Jakarta Timur, DKI Jakarta. Nilai 9.90
  3. Anak Agung Ayu Vira Sonia – SMPN1 Denpasar, Denpasar, Bali. nilai 9.90
  4. Jessica Jane – SMP Kristen 1 BPK Penabur, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Nilai 9.89
  5. Shofiya Qurrotum Ayunin – MTs Negeri 1 Malang, Jawa Timur. Nilai 9,85.
  6. Cahaya Carla Bangsawan – SMPN 2 Bandarlampung, Lampung. Nilai 9.85.
  7. Kirana Widiani Lestari – SMPN 85 Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Nilai 9,84.
  8. Setiati Nur Chasanah – SMPN 1 Magelang, Kota Magelang, Jateng. Nilai 9.84.
  9. Maratus Solichah – SMPN 1 Salaman, Kab Magelang, Jateng. Nilai 9.84.
  10. Farrell Gerard Adeovinson Rey – SMP Masehi Temanggung, Kab Temanggung. Nilai 9.84.
  11. Juligo Al Paraby Saragi SMP Al Muslimin Pandan, Tapanuli Tengah, Sumut. Nilai 9,84.
  12. Biani Masita Himawan SMPN 1 Denpasar, Kota Denpasar, Bali. Nilai 9,84.

Kepada mereka kami ucapkan selamat semoga dapat mempertahankan prestasi yang telah diraih.

Adapun 10 sekolah tingkat SMP yang meraih nilai UN murni tertinggi  tahun 2013 ini adalah:
  1. SMPN 1 Magelang, Jawa Tengah. Nilai 9,14.
  2. SMPN 115, DKI Jakarta. Nilai 9,11.
  3. SMP Labschool Kebayoran, DKI Jakarta. Nilai  9.08.
  4. SMPN 1 Lamongan, Jawa Timur. Nilai 9,06.
  5. SMPN 1 Tanjungbumi, Bangkalan, Jawa Timur. Nilai 9,05.
  6. SMPN 1 Denpasar, Bali. Nilai 9,05.
  7. SMP Kanisius, DKI Jakarta. Nilai 9,03.
  8. SMP Kristen 2 Penabur, DKI Jakarta. Nilai 9,01
  9. SMPN 49 Jakarta Timur, Dki Jakarta. Nilai 8,98.
  10. SMPN 1 Surabaya, Jawa Timur. Nilai 8,97.