30 Juni 2013

Subsidi BBM Lebih Baik Untuk Pertanian


Sudah menjadi kebiasaan pemerintah di negeri ini setiap menaikan harga BBM bersubsidi selalu dibarengi dengan pemberian konpensasi kepada rakyat miskin. Kompensasi yang diberikan berupa pemberian beras miskin dan pemberian santunan sebesar Rp 150.000 setiap bulan, melalui program BLSM Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Kalau dulu adalah BLT Bantuan Langsung Tunai.
Subsidi yang diberikan pemerintah terhadap BBM memang sangatlah tidak tepat. Karena yang menikmati justru orang orang kaya. Orang orang kaya dengan mobil mewah masih meminta jatah subsidi dengan mengisi BBM jenis Premium. Bayangkan jika satu keluarga mempunyai beberapa buah mobil, karena setiap anggota keluarganya masing masing mempunyai satu mobil, berapa rupiah yang harus diberikan kepada mereka dalam setiap bulannya kepada keluarga tersebut, sebab mereka belanja BBM mungkin saja setia hari. Padahal sebenarnya mereka adalah orang orang yang sudah lebih dari cukup.  Jika besaran subsidi yang diberikan pemerintah antara Rp 2000 hingga Rp 3000 perliter, maka dapat Anda hitung sendiri jatah yang telah diraih satu keluarga tersebut dalam setiap kali membeli BBM dikalikan jumlah mobil yang mereka miliki dikalikan sebulan. Mereka mendapatkannya tanpa harus repot repot antri berdesak desakan dan panas panasan, mereka menikmati jatah ini selamanya selama memiliki mobil.
Bandingkan dengan kaum miskin yang hanya mendapatkan Rp 150000 sebulan dan hanya diberikan selama 6 bulan saja. Itupun mereka ambil dengan perjuangan yang berat. Mereka telah meluangkan waktu yang panjang, antri berdesak desakan serta panas dibawah teriknya matahari, tidak seperti orang orang kaya di negeri ini. Sungguh suatu pemandangan yang menyakitkan.
Selain permasalahan subsidi yang salah sasaran, pemberian BLSMpun ternyata banyak yang tidak tepat sasaran. Banyak orang orang yang benar benar miskin ternyata tidak mendapatkan jatah, sementara ditemukan dilapangan banyak orang orang dari keluarga cukup ikut mengantri dikantor pos, sebab mereka telah mendapatkan kartu Kartu Perlindungan Sosial KPS yang mereka terima dari pos dan giro. Pemandangan lainnya adalah timbulnya konflik horizontal. Ketua RT, ketua RW, kepala Desa dan kepala Kelurahan dimaki  maki warganya yang tidak mendapatkan jatah BLSM, padahal para ketua tersebut tidak tahu menahu masalah BLSM tersebut.

Lebih baik pemanfaatan subsidi untuk pertanian.
Harga BBM telah dinaikan berarti pemerintah telah memotong anggaran subsidi BBM tersebut. Pengalihan subsidi BBM dapat digunakan untuk melakukan pembangunan, perbaikan sarana dan pra sarana, mendukung sektor pendidikan, kesehatan, pertanian dan lain lain.
Pemanfaatan pengalihan subsidi BBM untuk pendidikan dan kesehatan telah kita dengar meskipun belum sesuai dengan apa yang diharapankan. Sementara pada sektor pertanian entah telah tersentuh atau tidak oleh pengalihan subsidi ini.
Ditahun tahun terakhir ini kita sering dikeluhkan pada harga harga kebutuhan pokok yang tiba tiba saja melambung tinggi serta tidak dapat dikejar lagi, masyarakat dibuat kalang kabut dengan situasi demikian, kondisi semacam ini sudah dapat dipastikan karena barang langka dipasaran. Mengapa demikian ? . Hukum pasar berlaku jika barang banyak maka harga akan stabil, sebaliknya jika suplai barang kepasar berkurang maka harga akan naik.  Kelangkaan barang dipasar dapat disebabkan berbagai faktor, namun yang sering terjadi adalah kurangnya pasokan dari daerah sentra pertanian. Pasokan berkurang bisa karena gangguan tranportasi, kekeringan, bencana banjir ataupun serangan hama yang menyerang tanaman pertanian serta berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi menuju industrialisasi. Kaum petani sudah banyak yang tidak bersemangat lagi mengolah lahan pertaniannya dan akhirnya menjualnya, sehingga beralihlah fungsi lahan tersebut menjadi bangunan pabrik. Semangat ini luntur sebab para petani tidak mendapat banyak keuntungan dari bercocok tanam, mereka kesulitan membeli bibit tanaman karena mahal, sulit dan mahalnya pupuk meskipun saat ini pupuk telah disubsidi pemerintah namun kenyataannya pupuk sulit didapat dipasaran karena adanya praktek penyelundupan. Belum lagi harga obat obatan pengendali hama yang tidak murah lagi. Irigasi yang burukpun turut berperan dalam memperburuk keadaan.  Hal ini menimbulkan rasa frustasi yang selanjutnya lahan pertanianpun beralih fungsi karena dijual. Jika sudah demikian kelangkaan bahan makanan sudah dapat dipastikan terjadi. Dimana terdapat gangguan pada produksi pertanian maka barang menjadi mahal.
Mungkin alangkah lebih baiknya jika pengalihan subsidi BBM ditujukan kepada para petani dari pada kepada orang orang kaya. Para petanipun adalah sama warga Negara dan berhak mendapatkan jatah subsidi dari pemerintah. Bisa saja petani diberikan bibit gratis, pupuk dan obat obatan gratis toh tidak setiap hari akan mereka dapatkan. Selain itu dibuatkan / diperbaiki sarana dan pra sarana pendukungnya seperti irigasi dan lain lain. Kita berharap dengan memberi perhatian lebih kepada para petani, mereka akan lebih bersemangat dalam mengelola pertaniannya. Para petani adalah orang orang yang paling berjasa bagi seluruh umat manusia sebab tanpa mereka semua orang tidak akan hidup. Jadi sudah selayaknya mereka dapatkan. Dengan memberikan perhatian lebih di sektor pertanian ini kita berharap dapat merangsang pemuda pemuda desa dapat terjun kepertanian dan tidak lagi ramai ramai urban ke kota untuk mencari pekerjaan.  
Pengalihan subsidi BBM pada sektor pertanian dirasakan lebih bermanfaat bagi seluruh warga Negara dari pada diberikan dalam bentuk BLSM yang dalam pemberiannya banyak menimbulkan masalah baru. Semoga pemerintah dapat mewujudkannya sehingga kita tidak lagi terdengar adanya harga kebutuhan bahan pokok yang tidak stabil dengan harga  selangit.


Tidak ada komentar: