Apakah
sobat sebagai pengguna sepeda motor matic. Apakah sobat pernah berpikir bagai
mana motor matic bekerja tanpa harus memindahkan gigi transmisi.
Mari
kita bahas secara sederhana saja cara kerja motor matik ini.
Pada
awalnya dalam menjalankan sepeda motor, seseorang harus menarik kopling dalam
memindahkan gigi percepatan seperti pada motor motor jenis sport saat ini.
Kemudian pada sekitar menjelang awal tahun 1970 lahirlah sepeda motor jenis
bebek untuk pengguna kaum wanita. Pada
motor jenis bebek ini seorang pengendara tidak lagi menarik kopling saat melakukan perpindahan
gigi, kopling akan terlepas secara otomatic / otomatis pada saat pengendara melakukan perpindahan gigi. Jadi pada sepeda motor tidak tersedia tuas untuk
menarik kopling.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan motor otomatic adalah
motor jenis bebek ini yang diperuntukan bagi para wanita tersebut, dimana kopling akan terlepas dan tersambung secara otomatis saat pengendara melakukan perpindahan gigi. Motor motor
dengan kopling otomatis ini terus digunakan hingga saat ini terutama pada motor
motor bebek.
Nah
kata kata matic untuk saat ini mempunyai makna yang telah bergeser. Jika dahulu
yang dimaksud matik adalah pada sistim kopling yang menghubungkan antara mesin
dengan transmisi gigi percepatan tersambung dan terlepas secara otomatis, sedangkan saat ini yang dimaksud dengan matik
adalah pada sistim transmisi tanpa harus memindahkan posisi gigi transmisi. Dimana seorang pengguna motor tidak lagi harus
memindahkan gigi kecepatan pada saat menjalankan sepeda motor, sistim
percepatan akan mengatur dirinya sendiri
secara otomatis tergantung pada kecepatan putaran mesin motor serta
kecepatan motor.
Ya
sekarang bagai mana sistim transmisi pada motor matic bekerja.
Pada motor matik komponen yang paling
utama adalah CVT atau Continuously Variable Transmission dimana dalam
melakukan pengaturan kecepatan yang bekerja adalah V-belt dan variable pulley
(pulley yang dapat berubah ubah).
Terdapat sebuah v-belt dan 2 pulley
yaitu pulley depan dan pulley belakang, kedua pulley tersebut mempunyai lebar
alur yang dapat berubah ubah sesuai dengan putaran mesin dan kecepatan laju motor.
Posisi
putaran rendah
Pada saat putaran mesin masih rendah,
pulley bagian depan mempunyai lebar alur yang besar radial V-belt kecil,
sedangkan pulley bagian belakang mempunyai lebar alur yang sempit dengan radial
v-belt yang besar. Dengan demikian terdapat perbandingan rasio antara pulley
depan dengan pulley belakang, yang nantinya akan berpengaruh pada kecepatan
motor.
Posisi
putaran tinggi
Pada pulley bagian depan terdapat roller
yang mempuyai tugas menekan pulley pada saat putaran mesin ditambah. Roller
terlempar oleh gaya sentrifugal dari putaran mesin sehingga gaya tersebut
menekan pulley yang akhirnya lebar pulley yang tadinya besar menjadi kecil.
V-velt terjepit oleh pulley yang menyempit sehingga belt bergeser ke sisi luar dan berubah radialnya
menjadi besar. Sedangkan pulley bagian belakang akan tertarik oleh v-belt yang
menyebabkan lebar pulley melebar dan radial v-belt mengecil. Hasilnya rasio
perbandingan menjadi terbalik dari putaran mesin rendah.
Pada waktu putaran mesin berubah kembali
menjadi rendah gaya sentrifugal roller menurun, sehingga roller kehilangan
tenaga untuk menekan pulley depan, sedangkan pada pulley belakang menyempit
kembali akibat adanya dorongan pegas yang menekan pulley. Rasio saat ini adalah
radial v-belt depan kecil sedangkan radial v-belt belakang besar.
Jadi
keadaanya adalah:
Putaran
mesin rendah: radial v-belt depan kecil - v-belt belakang besar.
Putaran
mesin tinggi: radial v-belt depan besar – v-belt belakang kecil.
Ilustrasinya dapat sobat bandingkan
dengan posisi kecepatan rantai dan gear pada sepeda, dimana jika gear depan
kecil pada saat sepeda dikayuh akan mempunyai kecepatan lambat namun jika gear
depan yang besar akan mempunyai kecepatan lebih cepat.
Untuk mencegah berputarnya roda belakang pada saat putaran mesin masih rendah, terdapat kopling otomatis
yang terhubung dengan pulley bagian belakang. Kopling akan melepaskan hubungan
antara pulley belakang dengan gigi reduser ke roda belakang pada saat putaran
mesin rendah. Dengan penambahan kecepatan putaran mesin sepatu kopling / kanvas
kopling menekan pada mangkok kopling akibat dari adanya gaya sentrifugal pada
sepatu kopling sehingga mangkok kopling menerima tenaga yang diteruskan ke gigi
reduser untuk selanjutnya ke roda belakang
untuk mendorong motor melaju.
Demikianlah cara sebuah motor matic bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar