25 November 2012

Bagaimana Proses Terjadi Hujan


Mungkin diantara Anda ada yang bertanya Bagaimana Proses Terjadi Hujan
Saat mengendarai kendaraan sepeda motor yang paling menjengkelkan adalah turun hujan lebat dengan tiba tiba dimana tidak ada tempat berteduh sama sekali atau ketika berada dilampu merah saat menunggu lampu berubah menjadi hijau. Langsung saat itu juga pakaian berubah menjadi basah kuyub. Lebih sedih lagi barang bawaan yang seharusnya terhindar dari air menjadi rusak.
Dibalik kekecewaan tadi pernahkah terpikirkan bagaimana air yang jumlahnya bisa mencapai jutaan meter kubik berada diatas langit dan siap mengguyur apa saja yang berada dibawah. Dapat kita bayangkan benar benar dahsyat jumlah air yang berada diangkasa tersebut buktinya jika sudah diturunkan beberapa wilayah seperti Jakarta, Baleendah kabupaten Bandung serta daerah daerah lain di negeri ini menjadi tenggelam karena diguyur air yang tumpah dari langit. Nah bagai mana proses terjadinya hujan?
Sebenarnya hujan merupakan siklus yang terjadi secara alami, siklus tersebut adalah air yang menguap dari darat/laut menuju angkasa dengan bantuan panas dari sinar matahari selanjutnya uap air tadi terkondensasi berkat suhu dingin diangkasa dan menyatu  menjadi titik titik air, setelah tidak dapat mempertahankan beratnya karena dipengaruhi gravitasi bumi maka titik titik airpun jatuh membasahi bumi.

Proses terjadinya hujan.
Semua yang mengandung air yang ada dipermukaan bumi akan menguap namun penguapan terbesar terjadi pada lautan karena pemanasan oleh sinar matahari, proses ini disebut dengan evaporasi. Udara panas akan membawa uap air yang mempunyai berat jenis lebih ringan naik keatas hingga puluhan kilometer diatas permukaan bumi. Suhu diatas angkasa mempunyai tingkat sangat rendah bahkan semakin atas semakin rendah dan bahkan  dapat mencapai suhu dibawah nol derajat.
Kandungan uap air dari muka bumi yang banyak akan terbawa oleh angin secara horizontal. Saat mendekati daerah pegunungan yang mempunyai banyak hutan maka terjadi kondensasi uap air menjadi embun. Hal ini dapat terlihat biasanya di daerah pegunungan sering terjadi embun. Embun merupakan titik titik air namun besaran titik titk air masih sangat kecil. Jika titik titik air tersebut membesar dan tidak dapat mempertahankan beratnya, titik titik air itu akan jatuh tertarik gravitasi bumi sebagai hujan, kejadian ini disebut presitipasi. Namun jika titik titik air tersebut masih dapat melawan gravitasi bumi dia akan naik lagi ke angkasa menjauhi bumi. Suhu udara semakin atas akan semakin rendah bahkan bisa dibawah nol derajat. Titik air akan membeku dan terus bersatu dengan uap air lainnya hingga mencapai berat tertentu yang dapat ditarik gravitasi bumi. Maka terjadilah hujan salju atau hujan es.

Jenis jenis hujan  
Hujan mempunyai beberapa jenis menurut proses terjadinya
Hujan Orografis – Angin yang membawa uap air bergerak secara horizontal ke daerah pegunungan hingga terkondensasi dan turun menjadi hujan.
Hujan Zenithal – Bertemunya angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara yang membawa uap air dan membentuk awan disekitar Ekuator. Hujan ini sering terjadi di daerah Ekuator.
Hujan Siklonal – Hujan karena udara panas yang naik membawa uap air.
Hujan Muson – Hujan ini adalah hujan yang dipengaruhi angin muson (musim). Hal ini karena dipengaruhi oleh pergerakan matahari antara sebelah utara ekuator dan selatan ekuator.

Hujan Di Indonesia
Hujan yang terjadi di Indonesia di setiap daerah mempunyai karakteristik yang tidak sama, namun secara umum terjadi antara bulan oktober hingga bulan april. Dimana pada bulan bulan tersebut pergerakan matahari berada diselatan ekouator dimana lautan terbesar berada disebelah selatan ekuator. Matahari yang bergerak di selatan mampu menghangatkan Samudra Atlantik yang merupakan lautan terluas di muka bumi ini. Uap air dari Samudra yang berjumlah sangat banyak bergerak naik dibawa oleh angin hingga terbang diatas wilayah kepuauan Indonesia. Karena diatas kepulauan Indonesia mempunyai suhu lebih rendah dibanding suhu di lautan samudra maka terjadi kondensasi sehingga turunlah hujan.
Hal yang berbeda pada bulan Juni hingga September dimana pergerakan matahari berada di utara ekuator, maka wilayah yang mempunyai suhu panas adalah belahan bumi sebelah utara ekuator. Belahan bumi tersebut tidak banyak mengandung uap air dikarenakan bumi bagian utara lebih banyak daratan disbanding lautan. Sementara suhu di bumi bagian selatan atau Samudra atlantik menjadi dingin dan miskin penguapan air.
Kejadian ini dapat dirasakan saat musim hujan suhu udara akan terasa lebih panas sedangkan saat musim kemarau udara akan lebih dingin. Udara panas mampu menguapkan air dengan cepat sementara udara dingin air akan lambat menguap.
Itulah sebabnya mengapa musim hujan di negeri ini selalu terjadi diantara bulan Oktober hingga April sedangkan kemarau terjadi Mei sampai September.