Saat mengendarai kendaraan sepeda motor yang paling
menjengkelkan adalah turun hujan lebat dengan tiba tiba dimana tidak ada tempat
berteduh sama sekali atau ketika berada dilampu merah saat menunggu lampu
berubah menjadi hijau. Langsung saat itu juga pakaian berubah menjadi basah
kuyub. Lebih sedih lagi barang bawaan yang seharusnya terhindar dari air
menjadi rusak.
Dibalik kekecewaan tadi pernahkah terpikirkan bagaimana air yang jumlahnya
bisa mencapai jutaan meter kubik berada diatas langit dan
siap mengguyur apa saja yang berada dibawah. Dapat kita bayangkan benar benar dahsyat jumlah air yang
berada diangkasa tersebut buktinya jika sudah diturunkan beberapa wilayah
seperti Jakarta, Baleendah kabupaten Bandung serta daerah daerah lain di negeri
ini menjadi tenggelam karena diguyur air yang tumpah dari langit.
Nah bagai mana proses terjadinya hujan?
Sebenarnya hujan merupakan siklus yang terjadi secara alami,
siklus tersebut adalah air yang menguap dari darat/laut menuju angkasa dengan bantuan panas dari sinar matahari selanjutnya uap air tadi terkondensasi berkat suhu dingin
diangkasa dan menyatu menjadi titik titik
air, setelah tidak dapat
mempertahankan beratnya karena dipengaruhi gravitasi bumi maka titik titik
airpun jatuh membasahi bumi.
Proses terjadinya
hujan.
Semua yang mengandung air yang ada dipermukaan bumi akan
menguap namun penguapan terbesar terjadi pada lautan karena pemanasan oleh sinar
matahari, proses ini disebut dengan evaporasi. Udara panas akan membawa uap air
yang mempunyai berat jenis lebih ringan naik keatas hingga puluhan kilometer
diatas permukaan bumi. Suhu diatas angkasa mempunyai tingkat sangat rendah
bahkan semakin atas semakin rendah dan bahkan dapat mencapai suhu dibawah nol derajat.
Kandungan uap air dari muka bumi yang
banyak akan terbawa oleh angin secara
horizontal. Saat mendekati daerah pegunungan yang mempunyai banyak hutan maka terjadi
kondensasi uap air menjadi embun. Hal ini dapat terlihat biasanya di daerah
pegunungan sering terjadi embun. Embun merupakan titik titik air namun besaran
titik titk air masih sangat kecil. Jika titik titik air tersebut membesar dan tidak
dapat mempertahankan beratnya, titik titik air itu akan jatuh tertarik
gravitasi bumi sebagai hujan, kejadian ini disebut presitipasi. Namun jika titik titik
air tersebut masih dapat melawan gravitasi bumi dia akan naik lagi ke angkasa
menjauhi bumi. Suhu udara semakin atas akan semakin rendah bahkan bisa dibawah
nol derajat. Titik air akan membeku dan terus bersatu dengan uap air lainnya
hingga mencapai berat tertentu yang dapat ditarik gravitasi bumi. Maka
terjadilah hujan salju atau hujan es.
Jenis jenis hujan
Hujan mempunyai beberapa jenis menurut proses terjadinya
Hujan Orografis – Angin yang membawa uap air bergerak secara
horizontal ke daerah pegunungan hingga terkondensasi dan turun menjadi hujan.
Hujan Zenithal – Bertemunya angin pasat timur laut dengan
angin pasat tenggara yang membawa uap air dan membentuk awan disekitar Ekuator.
Hujan ini sering terjadi di daerah Ekuator.
Hujan Siklonal – Hujan karena udara panas yang naik membawa
uap air.
Hujan Muson – Hujan ini adalah hujan yang dipengaruhi angin
muson (musim). Hal ini karena dipengaruhi oleh pergerakan matahari antara sebelah
utara ekuator dan selatan ekuator.
Hujan Di Indonesia
Hujan yang terjadi di Indonesia di setiap daerah mempunyai
karakteristik yang tidak sama, namun secara umum terjadi antara bulan oktober
hingga bulan april. Dimana pada bulan bulan tersebut pergerakan matahari berada
diselatan ekouator dimana lautan terbesar berada disebelah selatan ekuator.
Matahari yang bergerak di selatan mampu menghangatkan Samudra Atlantik yang
merupakan lautan terluas di muka bumi ini. Uap air dari Samudra yang berjumlah
sangat banyak bergerak naik dibawa oleh angin hingga terbang diatas wilayah kepuauan
Indonesia. Karena diatas
kepulauan Indonesia
mempunyai suhu lebih rendah dibanding suhu di lautan samudra maka terjadi
kondensasi sehingga turunlah hujan.
Hal yang berbeda pada bulan Juni hingga September dimana
pergerakan matahari berada di utara ekuator, maka wilayah yang mempunyai suhu
panas adalah belahan bumi sebelah utara ekuator. Belahan bumi tersebut tidak
banyak mengandung uap air dikarenakan bumi bagian utara lebih banyak
daratan disbanding lautan.
Sementara suhu di bumi bagian selatan atau Samudra atlantik menjadi dingin dan
miskin penguapan air.
Kejadian ini dapat dirasakan saat musim hujan suhu udara akan
terasa lebih
panas sedangkan saat musim kemarau udara akan lebih dingin. Udara panas mampu
menguapkan air dengan cepat sementara udara dingin air akan lambat menguap.
Itulah sebabnya mengapa musim hujan di negeri ini selalu
terjadi diantara bulan Oktober hingga April sedangkan kemarau terjadi Mei
sampai September.