Tulisan ini saya tulis dalam rangka mengenang masa lalu yang indah sekitar tahun 80an dalam menggeluti utak atik hobi elektronika. Alat alat yang pernah saya buat ada berbagai macam muali mainan seperti bell, suara burung hingga kebutuhan sehari hari seperti tape, amplifier dan sebagainya. Sayapun pernah mencoba membuat walky talky yang kitnya dapat dibeli dipasar, khususnya di pasar Cikapundung Bandung. Walky talky selesai dirakit, tak lama kemudian terdengar dari pesawat yang baru saja dirakit tersebut, orang orang sedang ngobrol silih berganti. Ya ternyata obrolan tersebut berasal dari pesawat Citizen Band (CB) yang bekerja pada frekuensi 27 MHz sama dengan frekuensi kit walky talky yang saya rakit.. Sayapun mencoba memanggil orang orang tersebut.namun tidak ada respon dari mereka, mungkin frekuensi tidak pas (zero beat) dengan CB atau walky talkynya yang tidak kuat pancarannya serta antena yang tidak match atau sesuai ukurannya. Maklum ilmu elektronika tersebut saya pelajari secara otodidak yang tidak didapat dari bangku resmi, sehingga dalam merakit hanya meraba raba saja tanpa dibarengi teori yang benar. Dan akhirnya kit walky talkypun jadi bangkai.
Pada sekitar tahun 1982an saat saya masih sekolah, biasanya pada malam hari saat selesai membuka buku buat persiapan sekolah esok hari, sering kali saya memindahkan saluran radio ke band SW1 untuk mencari lagu lagu dari para amatir yang sengaja mem’broadcast” memutar lagu lagu, karena pada waktu itu di band MW jika lewat tengah malam tidak ada lagi stasiun radio yang siaran.
Di band inilah saya sering mendengarkan orang terlibat pembicaraan (QSO) silih berganti. Obrolanpun sering menyangkut masalah tehnik pemancar yang mereka miliki. Hingga sayapun mempunyai keinginan seperti mereka bisa mempunyai pemancar radio untuk memutar lagu lagu, selain itu juga untuk saling mengenal sesama amatir antar daerah lokal bahkan luar kota jika memungkinkan.
Saat masih menjadi pelajar sehabis pulang sekolah saya sering mampir main ke perpustakaan yang berada di jalan Cikapundung Timur persisnya berada di belakang Gedung Merdeka, untuk mencari buku buku yang berkaitan dengan hobi elektronika. Kalau tidak salah untuk meminjam buku dari perpustakaan tersebut gratis. Dari perpustakaan tersebut saya mendapatkan skema skema mengenai pemancar AM 80 meter band, yang saat itu banyak terdapat dalam buku terbitan Prakarya Internasional karya J Canny. ( J Canny adalah kepala sekolah saya di STM Prakarya Internasional Bandung).
Pada waktu itu saya pernah mencoba merakit pemancar AM 80m ini menggunakan transistor 3 tingkat yang rangkaiannya saya ambil dari sebuah buku yang saya pinjam dari perpustakaan tersebut. Namun karena tidak ada yang membimbing pada saat perakitannya, maka saya tidak mengetahui bagaimana signal oscillator keluar dengan benar atau bagaimana cara mendapatkan RF yang besar, maka gagalah perakitan pemancar (TX) tersebut .
Setelah tamat sekolah, saya bertemu kawan lama Dadan namanya yang ternyata dia telah lebih dahulu mempunyai TX yang bekerja pada gelombang 100 M ini. Lalu dia menawarkan untuk meminjamkan TX tersebut kepada saya. Tanpa pikir panjang disertai perasaan senang maka saya langsung terima tawaran tersebut. Akhirnya pemancarpun saya boyong kerumah. Pesawat pemancar milik dia kalau tidak salah memakai 6V6 dan 6L6 dengan tegangan 300V.
Namun sungguh sangat kecewa karena pesawat tidak dapat digunakan di rumah saya, sebab rumah saya menggunakan daya listrik hanya 250 Watt dengan tegangan 110 Volt .Pada waktu itu setiap menjalankan TX, MCB di rumah selalu turun dan matilah listrik dirumah. Pupuslah sudah harapan untuk memiliki TX karena situasi dan kondisi yang ada tidak mendukung, padahal komponen untuk merakit TX sebagian telah saya miliki seperti tabung 6AQ5 dan 6L6 serta varco logam hasil berburu ke pasar loak Jatayu. Pasar tersebut sangat terkenal dikalangan para Breaker barudak cepe baik dari dalam kota Bandung maupun dari luar kota Bandung.
Harapan merakit pemancar tumbuh kembali saat membaca majalah ELEKTRON yang sangat dikenal oleh para penghobi elektronika di seluruh tanah air. Dimana pada majalah tersebut, dalam salah satu halaman terdapat ulasan cara mendapatkan tegangan 30 Volt dari trafo yang hanya 15 Volt saja untuk menghidupkan Power Amplifier STK 015. Awalnya saya tidak tertarik dengan artikel tersebut karena memang tidak dibutuhkan, namun beberapa minggu kemudian saya teringat kembali akan pesawat yang akan dirakit. Dari artikel tersebut saya mencoba mengaplikasikannya untuk menaikan tegangan dari 110 Volt menjadi 220 Volt tanpa menggunakan trafo step up (pudding). Setelah saya coba praktekan rangkaian tersebut ternyata berhasil berhasil berhasil (kaya Dora aja). Dari hasil pelipat tegangan (doubler) tersebut didapatkan tegangan 300Volt DC, mungkin cukup untuk mensupply kebutuhan pemancar. Dan yang terpenting adalah listrik cukup kuat tanpa harus turun MCB untuk mengaktifkan sebuah pemancar.
Setelah diyakini dapat digunakan maka dirakitlah pesawat tersebut sehabis pulang dari kerjaan sebab saat itu saya telah bekerja. Entah berapa lama, saya sudah lupa untuk membangun pesawat itu hingga beres. Perakitan hanya pada pesawat pemancar saja sebab modulator telah saya miliki saat masih sekolah dengan STK 015.
Dan tibalah hari minggu yaitu saat untuk menguji cobakan pesawat TX tersebut. Setelah mencari dan mendapatkan rekan rekan yang berQSO, saya tune oscillator pada frekuensi yang mereka mereka gunakan hingga zero beat, lalu saya atur kekuatan pemancar dengan mengatur varco loading final. Lalu saya ucapkan “Brik…. Brik apakah bisa dimonitor gitu”, Ucapan tersebut merupakan ucapan sapaan salam dikalangan breaker jika ingin bergabung pada mereka obrolan mereka. Sesaat setelah itu mereka membalas “Go Hed Briker” ternyata mereka merespon dan mempersilahkan masuk pada saya. Waahhh alangkan senangnya hati ini saat dapat diterima diantara mereka. Sambil sedikit gemeteran saya membalas ucapan mereka “Gimana punya saya diterima disana, sementara anda punya saya terima 59 pada indicator mencapai 80, tidak ada brooming dan haming, GANTI”. Lebih senang lagi saat menerima report dari mereka yang menyatakan dapat diterima dengan baik serta clear tanpa haming dan brooming.
Banyak istilah atau kata sandi yang biasa digunakan dalam sebuah obrolan/QSO dikalangan breaker. Istilah istilah dalam ber QSO/obrolan tersbut biasanya menggunakan kata, huruf dan angka sandi yang mungkin agak susah bagi monitor baru atau orang baru bergabung menjadi komunitas mereka. Bagi saya istilah istilah sandi tersebut sudah tidak menjadi kendala lagi, sebab jauh sebelum mempunyai pesawat pemancar ini saya sudah sering mendengarkan / monitor pembicaraan diantara teman teman breaker baik di 80 M maupun di100M melalui radio AM pada band SW 1.
Tanpa menggunakan trafo.
Berikut adalah skema pemancar tabung yang pernah saya buat, menggunakan 6AQ5 dan 6L6. Power supply yang saya gunakan tidak menggunakan trafo step up seperti pada umumnya teman teman lain melainkan dari aliran listrik PLN langsung masuk ke double rectifier (penyearah dua kali lipat ). Listrik yang saya gunakan dirumah sebesar 110V, setelah keluar dari double rectifier tersebut terukur 300VDC lebih, lumayanlah buat ngangkat 6AQ5 serta 6L6 tersebut. Namun harus hati hati dalam memasukan colokan ke saluran PLN jangan sampai terbalik, jika terbalik cacisnya bisa nyetrum. Nah untuk mengatasi masalah tersebut saya buat casis manggunakan bahan anti konduksi seperti Triplek, sehingga saya bebas memasukan colokan listrik tanpa takut tersengat listrik lagi.
Dari pesawat tersebut dengan memakai antene long wire dengan tinggi tiang bambu 8 M dan diujungnya 2 M ( antene menukik ) jika propagasi lagi baik pernah menjajal hingga ke Jawa Tengah, Banten dan Lampung.
Untuk memperjelas klik pada gambar.
Pemancar Tabung AM 80 - 100 M |
Rangkaian Double Rectifier dari 110 V ke 300 V |
Rangkaian Penyearah Langsung |
Nah rekan rekan saya mohon maaf apabila tidak terdapat foto pesawat pemancarnya karena bangkainyapun telah lenyap entah kemana. Bagi rekan rekan yang mengetahui rangkaian diatas mohon dikoreksi bila terdapat kekeliruan terutama pada kaki tabung, sebab sudah terlalu lama sekitar 25 tahun lebih tidak bermain main dengan tabung RF.
Salam 73 88. Cerioooooo.
2 komentar:
Mantaf Bang Diway ulasan tx tabungnya nanti mau sy coba rakit,skrng sy baru aktif lg di frek.cepean pake transistor.tks
Selamat bereksperimen dan selamat mengudara Bang...
Posting Komentar