10 Mei 2013

Sejarah Perbudakan


Pada awal bulan Mei ini kita semua terbelalak, kaget dan seperti tidak percaya menyaksikan berita dari berbagai media, bahwa pada jaman modern ini masih ada orang yang berani melakukan tindakan perbudakan terhadap saudaranya sendiri demi mencapai suatu tujuan. Namun syukur Alhamdulillah perbudakan yang berlangsung di pabrik panci / kuali milik Yuki Irawan Ini telah terbongkar dan saat ini tengah ditangani pihak berwajib. Yuki Irawan telah ditangkap bersama para mandor dari pabrik tersebut untuk mempertanggung jawabkan perbuatan terhadap kejahatan  kemanusiaan tersebut.
Biarlah kasus perbudakan tersebut telah ada pihak yang  mengurusnya, saya sih tidak akan ikut ikutan, sebab kali ini saya hanya akan membicarakan apa, serta sejarah perbudakan di dunia ini.

Apakah budak itu?
Budak adalah manusia yang terbelenggu hak azasinya sebagai manusia bebas dan bermartabat. Seorang budak diperas baik fisik maupun mentalnya. Seorang budak harus memenuhi apapun kehendak tuannya, bila tidak sesuai dengan kehendak tuannya maka dia akan mendapat hukuman, biasanya hukumannya berupa siksaan.
Bila kita melihat pyramid yang megah di Mesir, benteng raksasa di China, bangunan tersebut merupakan hasil karya dari para budak. Bangunan bangunan tersebut dibeli dengan keringat dan darah bahkan ribuan nyawa para budak. Di Indonesia juga telah tercatat sejarah hitam paling kejam mengenai perbudakan ini yakni sekitar tahun 1808. Saat itu pemerintah Hindia Belanda membangun jalan dari Anyer hingga Panarukan dengan mempekerjakan puluhan ribu orang orang pribumi dengan paksa. Pembangunan jalan yang berjarak sekitar 1000 Km tersebut dan selasai dalam kurun waktu 1 tahun, telah memakan korban kurang lebih 12000 orang meninggal akibat siksaan dari para tentara Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.  .
Perbudakan telah dilakukan ratusan tahun yang lalu oleh bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis sejak abad ke 14 hingga abad ke 18.

Sejarah perbudakan
Awal terjadi perbudakan dimulai saat bangsa Afrika yang saat itu menjadi bangsa berdaya di datangi oleh bangsa bangsa Eropa pada abad penjelajahan. Bangsa Eropa menjalin hubungan dagang dengan Bangsa Afrika namun kemudian berubah menjadi hubungan penjajahan dan penghisapan yang dilakukan oleh Bangsa Eropa terhadap Bangsa Afrika..
Pada awalnya seorang budak merupakan bentuk hukuman bagi orang yang berbuat kejahatan atau melanggar aturan yang berlaku. Bentuk hukuman bagi orang yang terhukum tersebut adalah dengan cara dipekerjakan secara paksa untuk melakukan apapun yang di kehendaki oleh penguasanya. Bangsa Eropa dengan kecerdasannya melihat keadaan tersebut dan dimanfaatkan sebagai peluang, para terhukum diminta oleh pedagang Eropa dan di barter dengan senjata atau peralatan lainnya yang mereka bawa dari Eropa. Para budak sangat dibutuhkan oleh para pedagang Eropa sebab pada saat itu bangsa Eropa tengah memerlukan tenaga kerja kasar untuk dipekerjakan di perkebunan, pertambangan dan pabrik pabrik. Bangsa Afrika menjadi pilihan  mereka untuk dijadikan budak oleh bangsa Eropa.
Mulanya  menambahan kebutuhan akan budak dilakukan cara barter dengan pengusaha lokal Afrika, tetapi kemudian dilakukan dengan perburuan dan penyerbuan serta penculikan ke desa desa di daratan Afrika. Bangsa Afrika yang kalah persenjataan dibanding para pendatang dari daratan Eropa tidak bisa banyak melawan sehingga mereka berhasil di tangkap. Para budak yang berhasil ditangkap selanjutnya dibawa ke benua Amerika, mereka dipekerjakan di perkebunan perkebunan gula, kopi dan sebagainya. yang selanjutnya hasil bumi tersebut dibawa ke Eropa. Perlakuan perbudakan tersebut berlangsung cukup lama, yaitu sekitar 4 abad, antara abad 14 sampai dengan abad ke 18 dimana pada awal abad 19 mulai diberlakukan penghapusan perbudakan (abolishment).

Perjalan para budak sangat menyedihkan
Perjalanan para budak dari Benua Afrika menuju Benua Amerika menempuh perjalanan yang sangat panjang dalam kondisi sangat menyedihkan. Dengan kapal laut perjalanan mengarungi samudra Atlantik, ditempuh selama 8 sampai 10 minggu. Selama dalam perjalanan para pedagang Eropa memperlakukan para budak secara menyedihkan, tidak manusiawai, mereka diperlakukan seperti binatang. Para budak berdesak desakan di dalam kapal, mereka diberi makan sedikit, tidak ada toilet, sehingga mereka buang kotoran ditempat yang sama. Keadaan seperti ini membuat para budak banyak yang menderita sakit, stress dan tidak sedikit para budak yang berupaya melakukan bunuh diri. Mereka tidak tahan menghadapi perjalanan yang kejam dan mengerikan. Diantara mereka banyak yang mencoba meloncat dari kapal ke laut untuk bunuh diri namun mereka gagal sebab sekeliling kapal telah di pasang jaring. Bagi para pedagang budak, kematian budak merupakan kerugian bagi mereka.
Di Benua Amerika para budak yang mereka bawa dari Benua Afrika selanjutnya di lelang oleh pedagang budak. Para budak dipisahkan berdasarkan fisik  dan kesehatannya. Budak budak yang fisiknya sehat dan kuat dijual dengan harga sangat tinggi, sementara yang lemah, tua, sakit akan dijual lebih murah dan terjual terakhir.
Kehidupan Para Budak
Para Budak yang berada di Amerika Utara biasanya dipekerjakan di pabrik. Dan para Budak yang berada di Amerika Selatan dipekerjakan di perkebunan.

Kehidupan para budak sungguh menyedihkan.
  • Setiap hari mereka harus bekerja keras dari matahari terbit hingga matahari                           terbenam, tanpa gaji dan perlakuan kasar. .                                                                                                                           
  • Untuk tempat berlindung para budak harus membangun tempat tinggalnya sendiri dengan bahan seadanya.
  • Seorang Budak harus menuruti kehendak Tuannya. 
  • Bila tidak menuruti kemauan Tuannya. Budak akan mendapatkan hukuman.
  • Hukuman para budak biasanya dilakukan didepan para budak yang lain dengan tujuan sebagai bentuk intimidasi para budak yang lain agar tidak melakukan pembangkangan.Bentuk hukuman tergantung dari kesalahan yang telah dilakukan oleh para Budak.
Memasuki abad ke 19 seorang Presiden Amerika Abraham Lincoln berupaya melakukan abolitionism atau penghapusan perbudakan di Amerika Serikat dan tokoh penghapusan perbudakan lainnya adalah Olaudah Equino.

Namun meskipun perbudakan telah dihapuskan namun fakta yang kita lihat belakangan ini bahwa perbudakan masih berlangsung. Ini terjadi di pabrik kuali milik Yuki Irawan. Pengusaha memperlakukan karyawannya sewenang wenang. Mereka tidak di beri akses ke dunia luar, mereka diberi makan 2 kali sehari dengan tahu dan tempe, mereka tidak digaji, mereka bekerja setiap hari mulai jam 6 pagi hingga tengah malam, tidak ada hari libur, jika pekerjaan lelet langsung mendapat hukuman, mereka diperlakukan kasar, mereka tidak berganti baju berbulan bulan sebab semua pakaiannya dirampas, mereka jarang mandi, tidur berdesakan tanpa kasur dan tanpa selimut. Sungguh kejam sekali memperlakukan saudaranya sendiri seperti demikian.
Semoga pihak pihak terkait dapat menyelesaikan perkara ini dengan hukuman berat karena banyak pelanggaran berdasarkan undang undang yang dilanggarnya. Semoga dapat dipertononkan kepada masyarakat sehingga memberikan pelajaran bagi para pengusaha agar tidak menganggap karyawan atau buruh sebagai budak, karyawan adalah mitra pengusaha yang dapat bekerja sama dalam menjalankan roda perusahaan
Demikian sekilas mengenai perbudakan yang mengeksploetasi manusia secara kejam, keji dan tidak berperi kemanusiaan. Perbudakan merupakan kejahatan terhadap sesama  insan yang membelenggu hak ajasi manusia.
Sumber inspirasi http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/12/sejarah-perbudakan-339615.html