Dahulu pada
saat melakukan kerja selama kurang dari sebulan di daerah Plered Kabupaten Cirebon saya melihat barisan
kerbau yang akan akan di gembalakan pada suatu tanah lapang. Kerbau kerbau
tersebut berjumlah sangat banyak sampai sampai waktu saya hitung ternyata sulit
untuk menghitungnya, tetapi kata sang penggembala berjumlah lebih dari 150 ekor.
Wah banyak
sekali bagaimana dikandangnya. Saya sempat berpikir, dari kerbau
sebanyak itu berapa kwintal dalam sehari kotoran kerbau dapat dihasilkan. Sebab
meski hanya kotoran ternak jika hanya dibuang berarti tidak mempunyai nilai
manfaat. Kotoran kerbau atau ternak lainnya sebenarnya dapat diolah sehingga
mempunyai nilai manfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat sekitar.
Kotoran
ternak dapat menghasilkan sumber energi baru berupa biogas yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan seperti menyalakan kompor gas dan menghidupkan mesin penggerak.
Dengan adanya biogas seorang ibu rumah tangga dapat memasak dengan menggunakan
kompor gas berbahan bakar biogas sebagai pengganti dari bahan bakar elpiji,
berarti dapat energi gratis. Penggunaan biogas lainnya dapat menghidupkan mesin penggerak, baik pada
mesin bensin maupun mesin diesel.
Penggunaan
biogas sebagai pembangkit listrik pernah dilakukan penelitian oleh LIPI. Pada
penelitiannya LIPI menyebutkan kebutuhan biogas sebesar 0,03 meter kubik untuk
menghasilkan listrik sebesar 1Kw/jam. Pada percobaan bioelektrik ini, LIPI
menggunakan generator berbahan bakar bensin yang ada dipasaran. Mesin tidak
mengalami modifikasi apapun, yang diperlukan hanya menambah aerator. Aerator
diperlukan untuk menambah tekanan biogas sebelum masuk ke ruang bakar.
Generator berbahan bakar bensin mempunyai kapasitas yang terbatas yaitu sekitar
700 sampai 2000 watt.
Untuk
mendapatkan listrik yang lebih besar digunakan mesin diesel berbahan bakar
solar, mesin ini mampu menghasilkan listrik hingga 10000 watt. Mesin yang diuji
tidak mengalami modifikasi apa apa. Mesin diesel ini mampu bekerja dengan baik
menggunakan bahan bakar biogas, meskipun bahan bakar solar juga masih
digunakan. Ya sebab pada mesin diesel, proses pembakaran bahan bakar tidak
dipicu oleh pemantik api berupa busi seperti pada mesin bensin, pembakaran
bahan bakar dihasilkan dari hasil kompresi udara kemudian disuntik solar melalui nozzle. Jadi
pada mesin diesel
berbahan bakar biogas, solar masih diperlukan, disini solar
bertindak sebagai trigger pembakaran.
Desain yang
dilakukan LIPI perbandingan antara biogas dan solar adalah 30 solar dan 70
biogas. Atau biogas yang disuntikan mempunyai kecepatan aliran sebesar 20 liter
permenit atau sekitar 1,2 meter kubik tiap jam. Dari pengujian didapatkan
penggunaan solar turun dari 8 liter menjadi 3-4 liter untuk menjalankan mesin
generator selama 8 jam tanpa henti. Pemakaian solar turun dari rata rata 1
liter perjam menjadi hanya 0,4 liter perjam.
Modifikasi mesin diesel dengan bahan bakar biogas sangat
mudah, cukup menambahkan pipa kecil yang ditusukan pada saluran hisap yang
nantinya berfungsi sebagai nozzle. Gas akan keluar melalui nozzle ini dan
bercampur dengan udara membentuk perbandingan tertentu yang selanjutnya dihisap
oleh piston ke ruang bakar, setelah terjadi kompresi pada campuran udara dan
biogas selanjutnya solar disuntikan sehingga solar membakar campuran tadi maka timbulah
tenaga.
Sebelum
mengoperasikan mesin ini, sebelumnya biogas diatur terlebih dahulu dengan
kecepatan aliran kira kira 20 liter permenit. Setelah didapatkan nilai tersebut
lalu mesin dapat di start. Asap yang keluar berwarna putih tipis tidak hitam
dan tidak ada jelaga seperti pada mesin diesel umumnya.
Mesin diesel
dual fuel dapat menjadi alternatif pada daerah daerah terpencil yang belum terdapat aliran listrik PLN serta
sulit mendapatkan bahan bakar dan tentunya merupakan daerah peternakan, atau sebagai sumber energi bagi kegiatan usaha di daerah peternakan.
Ada sebuah pesantren di Jawa Barat (sudah
lupa namanya karena melihat di TV) yang mengelola sapi dalam jumlah besar, dari
sini dapat dihasilkan biogas sebagai sumber listrik bagi seluruh kegiatan di
pesantren tersebut sehingga yang dahulu berlangganan listrik PLN, kini tidak
lagi berlangganan karena sudah dapat terpenuhi sendiri untuk kebutuhan
listriknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar