Disaat jalan jalan ke Google saya menjumpai
artikel yang menurut saya menarik yang ditulis di http://web.pdii.lipi.go.id/in/component/content/article/332-lipi-on-media/1932-musim-hujan-musimnya-menabung-air.html
Menariknya adalah saat
ini tengah musim kemarau sehingga persediaan air bersih dibeberapa tempat mengalami
kekurangan bahkan tidak ada sama sekali persediaan air bersih yang dapat
diambil. Hal ini dikarenakan cadangan air dibawah tanah sudah semakin menyusut.
Kali ini LIPI Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia telah melakukan penelitian dengan menginjeksikan air
hujan kedalam tanah sehingga diharapkan air ini menjadi tampungan air dalam
tanah, yang pada waktu kemarau dapat dimanfaatkan. Teknik ini dinamakan Artificial
Storage and Recharge of Groundwater (ASRG), yang dapat disebut juga dengan Simpanan dan Imbuhan Buatan
Air Tanah (SIMBAT).
Prinsip SIMBAT adalah memasukkan air tawar yang berasal
dari air hujan ke dalam aquifer (air dalam tanah). Metode tahanan jenis ini sangat berperan dalam
menunjukkan penyebaran lensa aquifer buatan yang berisi air tawar.
“Pemicunya adalah kolam
air yang kemudian diinjeksikan ke lapisan aquifer,” kata Edi Prasetyo Utomo, penemu teknologi
tersebut yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset LIPI di Jakarta, Jumat 11
November 2011.
Untuk injeksi, dibutuhkan air yang besar antara
1.500 hingga 3.500 meter kubik per hari. Setelah diinjeksi, permukaan air dalam
tanah dimonitor secara kontinu.
“Nah, nanti air tanah naik, kemudian disalurkan
ke dalam radius sesuai sumber daya injeksi,” tutur Edi. “Dengan teknik ini,
suatu daerah tidak akan mengalami kekurangan air. Dari sini, akan diketahui,
misalnya daerah ini sumber daya airnya melimpah atau tidak”. Teknik ini telah
diaplikasikan disebuah pulau kecil yakni Kapoposan, Sulawesi Selatan.
Daerah pulau kecil sangat terbantukan dengan
teknik ini, karena hampir sebagian besar pulau-pulau kecil kurang akan danau
dan sungai sehingga daya dukung airnya sangat sedikit dibandingkan dengan
kepadatan penduduk yang tinggi,
Teknik ini jika diterapkan daerah perkotaan
seperti Jakarta Surabaya akan sangat baik mengingat eksploitasi air tanah
secara besar besaran baik oleh warganya serta industr tanpa dibarengi dengan
pengisian air.tanah. Hujan yang lebat malah menjadi bencana bagi warga kota
sementara di musim kemarau kesulitan mencari air bersih, Air hujan yang datang tidak dapat meresep
kadalam tanah akibat efek dari pembangunan yang merajalela tanpa memikirkan
dampak lingkungan. Air hujan dari atap rumah, perkantoran, mall dibuang ke kali
atau selokan alhasil selokan yang telah penuh dengan sampah meluap tidak dapat
menampung limpahan air hujan yang dibuang dari atap atap gedung.Kalau sudah
begini berarti banjir menyergap warga kota.
Mungkin ada baiknya bila setiap bangunan
perkantoran, mall, perumahan dan lainya tidak membuang air hujan ke jalan /
kali namun menginjeksikan kedalam air tanah mungkin penderitaan datangnya
banjir disaat musim hujan akan berkurang dan kekurangan air bersih disaat
kemarau akan sedikit teratasi.
Dibeberapa kawasan telah dilakukan dengan
pembuatan sumur sumur resapan maupun pembuatan bio pori yang harus terus
disosialisasikan sehinggga permasalahan
banjir dan kekurangan air bersih sedikit demi sedikit akan teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar